jurnalistik sastra



Kakek Dan Realita
Hari yang begitu harmonis
Sianr matahari langsung menembak ke jendela kamar  pak tua ini menandakan pagi telah datang.
Atang,ia adalah salah satu tokoh masyarakt di sebuah desa Baleendah Kab.Bandung, terbangun dari tidurnya karena terkena langsng tembakan sinar matahari tepat pada wajahnya, sambil mengedip ndipkan matanya sedikit menggosok  untuk membersihakn kotoran yang menempel di sekitar matanya,atang ini bangun dan beranjak dari tidurnya .
“Uh….. tidur yang sangat nyenyak,begitu cerah hari ini”,ujar atang  sambil membangunkan istinya yang tidur tepat di sebelahya.
“ah….abah,mamah mah masih ngantuk , abah gera ka cai ath,terus buka warung,nanti mamah nyusul,aduh udah tanggal baar listrik, sambil mengankat kalender  ia lihat tanggal 22 desember 2011” dengan logat sundanya mamah berbaring kembali,
Mamah ini adalah panggilan istri atang ini yang bernama imas.
Atang pun beranjak dari tidurnya ,dan bergegas menuju warung untuk,beberapa menit kemudian tomi ,iaalah anak semata wayangnya atang menghampiri atang dengan senyum polosnya
“wah si abah pagi – apgi kieu tos seger” tomy  sambil mengaruk garuk kepalanya yang berambut gondrong.
“harus ath mi, liat si ipah pagi pagi tos mandian budak trus ngater kesekolah” sambil beres beres makanan ringan yang ada diwarungnya,ipah adalah istri tomi dan aldi adalah cucu dari atang,
Warung yang dijaga oleh atang ini terbilang kurang ramai karena posisi warung yang kurang strategis,walaupun warung tersebut dekat sekolah dasar atau SD, warung ini masih kalah saingan dengan warung yang  ada di kantin sekolah karena boleh dibilang harga makanan ringan diwarung dekat sekolah menjualnya dengan harga relative lebih murah dibandingkan warung atang ini,walau begitu atang tetap tabah karena ia ini pensiunan dari PNS (pegawai Negri Sipil) masih mencukupi untuk member nafkah sehari hari.
Sekitar jam 11.00 siang tomy menghampiri atang,
“bah sepi banget warung teh dari tadi pagi bias keitung jari”tomy sambil mengambil sebuah roti coklat dimakannnya.
“ah birin aja mi udah ada yang beli juga syukur Alhamdulillah” atang teringat sesuatu ,tadi ada pemeli yang menanyakan voucer elektrik (pulsa) ia terpikirkan ntuk membuka counter handphone untuk tomy karena ia, walaupun merasa cukup untuk membiayai tomi serta keluarganya,tetap saja orang tua ingin melihat anakanya lebih mandiri, ia mulai membuka pembicaraan dengan menawarkan membuka counter handphone di warungnya itu.
Respon yang baik dari tomy ia setuju untuk membuka counter hanphone,pada hari itu juaga tomi serta atang mebuat sebuah etalase semntara yang  terbuat dari kayu dan membagi lahan warungnya di warung tersebut.
Imas,sepulang dari bayar listrik,memperhatikan keharmonisan ayah dan anak tersebut sambil menyiapkan hidangan buat makan siang mereka.
“Tom kmu punya kenalan ga untuk pusat pulsa serta aksesoris handphone ini”?dalam makan siang ii,atang bertanya sambil menghuap nasi.
“Tenang aja bah ada kenalan Tomi di daerah Batununggal bandung, nanti sore tomi langsung melucur ketempatnya untuk mempersiapkan counter ini” semangat Tomi terhadap pekerjaan ini.
Atang dan imas sangat senang melihat tomi mulai semangat dalam melkukan pekerjaan ini ,berlinang airmata imas karena selama empat tahun kebelakang imas melihat tomi menjadi pengguran setelah keluar dari pabrik Ceres,sebuah pabrik coklat yang ada di sekitar bandung
Ipah ,istri dari tomi yang ikut satu atap dengan atang ini,Tak menyangka tomi akan giat dalam melakukan kerja ini ,ia berharap semoga pekerjaan ini menjadi pilihan dan berkembang dengan baik.
Hari pertama buka counter , masyarakat mualai melirik toko atang ini karena kebetulan yang usaha pulsa ini disekitarnya  sangat jarang,hari hari selanjutnya toko pulsa ini semakin ramai pembeli begitu pula warungnya yag semakin kesini semakin banyak pengunjung.
Satu malam saat ronda
Atangpun beranjak dari rumah sekitar pukul 10 malam dari rumah dengan membekali kupluk,sweeter rajut serta sebilah senter,menuju pada pos,
Sesampai atang di pos disambut hangat oleh teman teman yang sama kebagian ronda malam pada sat itu,
“itu abah atang datang oge ,bah hayu urang maen gapleh.ialah sebuah permaian dari kartu.”siap lah,siapa takut ujar atang sambil mengacungkan jempol kepada orang orang yang ada di pos kamling tersebut ,dalam percakapan semalaman mereka ada salah satu yang menyinggung masalah pekerjaan tomi yang menjaga took hanphond tersebut,”tomi hebatlah bah ayeuna timana mana yang beli pulsa atau aksesoris hanphonde pada dating ke warung abah,emang tomi belanja kamana sih meni bias jual murah gitu?”Tanya teman teman ronda atang,
“ah .. si tomi mah itumah strartegi dagang we hehehe..”GAPLEH”jawab atang sambil melemparkan kartu gapleh.
Atang pun merasa sedikit heran dan terpikirkan olehnya kenapa tomi bias jual murah seperti itu,lalu keesokan harinya atang menayakan pada tomi soal keuangan dan marketing yang ia gunakan mengapa harga bias semurah itu dibandingkan dengan took-toko pulsa lainnya,
Tomi menegaskan bahwa ini benar benar murah dari tempat ia membelinya,tetapi mimic wajah atang menunjukan ketidak percayaan terhdap apa yang diucapkan oleh tomy.
Lalu ia menegaskan pada atang,
“Bah kalau ada waktu saya kan ajak orang yang memberi saya barang murah kesini untuk besilaturahmi sekalian menegaskan “ ujar tomi sambil sedikit rasa kesal ,karena atang mengaggap dirinya masih tidak mampu mandiri.
“Sok Abah tunggu”ujar keras atang terhadap tomi yang akan mengundang temannya yang memberi dia barang murah,
Beberapa jamkemudian atangpun berfikir,Betapa posesifnya dirinya kenapa usaha anak saya ,saya ikut campur toh mau rugi dia yang rugi begitu pula sebaliknya ,setelah berpikir sejenak ia menghampiri tomi dan meminta maaf soal permasalahan yang menurut atang tidak perlu diungkapkan, akan tetapi tomi menjawab dengan nada rendah,
“Tak apa bah saya maklumi ko,saya senang tandanya abah perhatian sama tomi tapi dewi akan tetap datang bah tadi saya kontek dia via sms untuk silaturahmi dengan keluarga,hari minggu ini!”,sambil menepuk bahu abah menandakan tomi sudah paham.
Dewi ialah teman tomi yang bekerja di bidang pusat barang elektronik yang bertepat di perum real estate.Batu nunggal dia anak oaring kaya yang barusaja menyelesaikan S1nya di UPI (Univesitas Pendidikan Indonesia)
Tibalah hari minggu
Tampak sebuah mobil jazz silver parkir didepan toko pulsa tomi yang pagi itu masih tutup,keluarlah sesosok wanita berpenampilan elegan dari sebuah mobil,
“hay…… sapa Dewi pada Tomi, tomi pun mengajak langsung ke ruangtamu rumahnya akan tetapi dewi meolaknya ia lebih memilih duduk duduk di teras rumah dengan alasan di teras anginnya lebih kerasa,tomi pun berlari mencari atang dan segenap keluarganya  untuk memperkenalkan pada dewi,dan akhirnya mereka bertemu,atang dan istri tomi menghampiri dewi,
“oh ini  teman tomi tuh yang sekarang jadi patner kerja… uh cantiknya ade ini” bla bla bla basa basi atang untuk menyabut temannya tomi ini,
Tomi itu rajin pak, say suka dengan itikad kerja dia makanya saya senang jadi partner dia dalam usaha ini dalam satu minggu dia selalu ada mengunjungi saya bahkan dia sempat sempatnya mengantarkan saya untuk itu ini itu ini,ujar dewi membicarakan maslah tomi ……
Tetapi disisi Dewi menceritakan itu,di samping tomi istrinya terlihat dari nonverbalnya terlihat sangat cemburu,karena jelas cewek single status dewi yang selalu di layani tomi…
Alis nya mengkerut  dan memandangi tomi selalu dan sikap yang tak menentu diperlihatkan oleh ipah.
Rumahnya nyaman ya…. Begitu pula orang oranggya sangat welcome dan hangat senang saya main kesini,lain kali boleh kan main lagi kesini…..hehehehe Dewi sambil berdiri berpamitan
“ouh… kami juga senang kedatangan ade main aja kesini anggap rumah sendiri udahmah de dewi ini tinggal sendiri dibandung anggap aja keluarga besar kami keluarga dewi juga………”ujar atang tersenyum sambil mengangkat tangan menggerakan kekanan kekiri….
Semua tersenyum saat dewi pulang terkecualai Ipah istri dari Tomi yang entah mengapa setelah dewi panjang lebar bercerita ipah saat itu terlihat sangat marah,tak lama dewi sudah pergi ipah sambil menarik tomi ke kamar merka dan mengatakan.
“Pantes Pantes papah semangat ya  usaha dengan $#&$^&%(*^&)_(*++|dsbg, mereka ribut besar.
Didepan teras rumah terlihat tomi dengan sebatang rokok terlihat kepusingan,lalu datanglah atang mengahampiri tomi, ada apa tom? Gara gara tadi siang tom kamu seperti ini? Tanya atang pada tomi,
“Entahlah bah mengapa itikad baik saya selalu saja ada yang tidak mempercayai saya padahal saya telah tuls melakukan apa adanya.” Merengek tomi pasrah dengan keadaan ,
Dengan sedikit rasa kesal atang ambil keputusan, ya sudah untuk maslah ke batu nunggal biar sama abah saja kamu jaga ditoko aja sambil nitip warung abah kal abah ke batu nunggal,
Sebulan,Duabulan,tigabulan abah pergi ke batu nunggal menjadi rutinitas kerja tambahan dihari tua, atang sealu bersabar demi kebaikan, dewi pun semakin akrab dengan atang. Atang telah mengaggap dewi sebagai anak angkatnya dewi rutin hampir dua minggu sekali main kerumah kediaman atang terkadang menginap, tali silahturahmi keluarga besar tomi dan dewi semakin erat.
Kedekatan antara atang kini bukanlah sekedar patnerkerja atang mengaggap kedekatan mereka bagaikan anak dan bapak,walaupun atang heran melihat kelakuan dewi yang lebih senang  hidup mandiri ketimbang berkeluarga padahal dipikir harta,umur,pekerjaan, sudah terbilang sangat mencukupi bahkan lebih untuk berkeluarga,akan tetapi atang tidak enak untuk menanyakan pribadi tersebut,
Atang jalani dengan santai selama itu sampai berdoa semoga beban yang cukup capai di hari tua ini memberi jalan yang terbaik bagi keluarga khususnya buat atang pribadi
Hari Sabtu 5 April tepatnya saat itu, Dewi menelfon atang lebih pagi tidak seperti biasanya
Aga sedikit heran terserat dipiiran atang, tapi atang berfositifthinking mungkin dewi membutuhkan bantuan orangtua dalam pekerjaannya, maka atangpun bergegas menggunakan topi setengah ala koboi jaman dulu,spatu fantofel dan celana katun,model tahun 70han,
Ternyata dewi ingin mengajak atang untuk nonton bioskop yang ia idamkan,akan tetapi ia bingung tidak ada seorangpun yang ia mau ajak kecuali atang, ataang merasa aneh dengan sikapnya belakangan ini yang terlihat manaja terhadapnya, tapi ia jalani saja daripada ini terjadi pada tomi dan pasti merusak hubungan keluarganya,dalam pikiran atang dewi hanya menggap sosok ayah yang ada pada dirinya .
Pada saat istrahat hari itu juga malammnya tepatnya didepan ruko di batu nunggal kami makan nasi goreng bersama, dewi menyandarkan kepalanya pada bahu atang,
Atang terasa tidaknyaman apa maksudnya dan atangpun ga enak karena atang juga sudah mempunyai istri,atang pun coba menghindar dari senderan dewi tersebut.
Dewi memahmi bahwa prilaku yang ia tonjolkan sangat keterlaluan hingga hingga mengajak patang main seharian serta membohongi orang yang ada di dirumah dengan alasan pekerjaan,lalu atang pun mengambil jalan tengah ia memberanikan diri untuk menanyakan semua prilaku anehnya yang terbilang berlebihan itu.
“wi abah mau nanya ni,dewi kan cantik punya segalanya tapi mf jagn kesinggung abah cumin pengen tau knapa dewi bersikap gitu kea bah,abah juga aga risi ….?”Tanya atang aga gugup takut dewi salah persepsi.
“bah,dewi ga ada siapa siapa di bandung dan dewi ga mau nyari siapa siapa di badung khususnya laki laki,karena dewi masih trauma,dan di depan mta abah yang keliatannnya bener bener saying sama dewi dan baik,dewi percaya sama abah…” ujar dewi sambil sedikit menundukan kepala,memberikan nonverbal bahwa dia kesepian dengan trauma yang ia alami……
“Knpa abah ? abah udah tua dsbg,”berdiri atang sambil menasehati dewi
“kalo boleh jujur dewi capek sebenernya seperti ini,dewi seperti ini trauma karena perlakuan papah yang tidak senonok pada kami (ibu dan dewi),papah disisni orangtuanya dewi,dan baru kali ini dari sekian lama sya menemukan sosok lelaki yang nyaman,yaitu abah ……”akui dewi panjang lebar malam itu.
“ya si abah paham kalo ceritannya seperti itu tetapi kamu tuh perempuan pasti ingin mempunyai sosok lelaki apalagi sosok anak ,”ujar atng dengan sangat sangat kebingungan.
“ini sebenarnya dari bulan lau yang dewi ingin ungkapkan ke abah, dewi ingin punya keturunan dari abah….maaf lancang” dengan wajah tegas dan memelas dewi branikan diri.
“Huh….”sngat berat atang terdiam tanpa kata,ras senang da karena naluri lelaki,rasa beban dan pusing banyak yang ia alami.
“ya sudah skrng malem jam sembilanan dewi ma abah ke rumah kita rundingkan dirumah” keputusan semua diserahkan pada keluarga jalan yang diamabil atang.
Mereka berduapun pergi untuk menghadap keluarga atang,dan setelah runding besar besaran imas disitu yang berposisi sangat tertekan tak bias berbuat atau pun mengatakan apa apa ia serahkan keputusan pada atang dan anaknya ,karena apapun itu keputusannya ia siap rela karena pegangan dalam dirinya wanita yang di poligami Surga balasannya, dan anknya pun walaupun berathati niatnya menolong akhirnya mereka meng iahkan keputusan,dan akhirnya Ia mendapatkan restu dari keluarga.
Lalu terjalinlah pernikahan seminggu setelah idulfitri ,keluarga dari dewi tidak bias berkata banya mereka hanya dapat mengikuti saja apa kemauan dewi .
“bah ada satuhal lagi yang penting abah siapkan setalah menikah ialah mental” praduga dewi terhadap bicaraan dari temen temen dewi maupun tetangga sekitar atau teman teman atang ,
“iya abah udah piir itu sejak jauhhari “ dengan sigap atang menyatakan siap menjadi ayah dari keturunnya dari dewi.
Selang tiga minggu pernikahan dugaan dewi benar terjadi, warung tempat atang mencari nafkah kini sepi pengunjung,bayak tetangga tenagga yang berfikir negatif.ada yang bilang nyantetlah,aki aki tak tau diri lah,tapi itu semua menjadi konsekwesi yang diterima olaeh atang.
Kini atang hidup seperti biasa akan tetapi ada kesenjangan diantara masyarakat sekitar kii atang seminggu di baleendah dan seminggu di batununggal.(yusuf)

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2009 JURNALIS AREA | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan